Selasa, 22 November 2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
A.    Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ø  Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan micron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan


Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2.      Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
struktur-bakteri1
Struktur dasar bakteri
1.      Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2.      Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3.      Sitoplasma adalah cairan sel.
4.      Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5.      Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.



1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari dituliskannya makalah adalah sebagai berikut :





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penanaman Biakan
Untuk mendapatkan koloni bakteri sebagai sumber biakan murni, ada dua teknik yang dapat dipakai; pedia piringan gores (sterak plate method) dan metode piringan tuang (pour plate method).
Piringan tempat bahan yang mengandung bakteri sebaran terdiri atas zat makanan seperti kaldu sapi yang telah dipadatkan dengan menambahkan agar-agar berasal dari ganggang laut yang larut dalam air mendidih dan padat jika didinginkan, campuran agar dengan makanan dinamakan medium (wasley A volk, 1988)
Pada metode piringan gores (streak-plate method) medium agar steril dicairkan, didinginkan pada suhu 45oC, dituangkan kedalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengah 3 inchi) dan dibiarkan sampai menjadi padat, gemudian dengan kawat gelang penginokulasi (jarum oase) yang penuh dengan biakan campuran (misalnya spesimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggoresan yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakan sebagian besar organisme pada beberapa goresan pertama. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkkan bakteri individual cukup terpisah atau sama lain, sehingga setelah mengalami mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian, koloni tunggal dapat dipindahkan kedalam medium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.

Goresan sinambung
Sentuhkan lnokolumloop pada koloni dan gores secara kontinu sampai setengah permukaan agar. Jangar fijarkan loop, lalu putar cawan 180o lanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
Goresan T
Bagi cawan menjadi tiga bagian menggunakan spidol marker, inokulasi daerah satu dengan streak zigzag. Panaskan jarum inokulum dan tunggu dingin. Kemudian lanjutkan streak zigzag di daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna. Lakukan hal yang sama pada daerah 3.
Goresan quadran (streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T. Namun berpola dengan garis yang berbeda yaitu dibagi empat, daerah satu merupakan goresan awal sehingga masih banyak mengandung sel mikroorganisme. Garis selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga julah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal. (http://ekom.saurus.blogspot.com/2008/11/bab-4-isolasi-mikroorganisme.html).
Metode piringan tuang (pour-plate method) terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencari yang telah didinginkan pada suhu 45oC. Isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri kosong dan medium yang mencair ditungakan diatasnya. Cawan ini diputar untuk mencapur isinya sebelum medium menjadi padat. Pertumbuhan koloni terjadi baikdalam medium.tujuan pada kedua prosedur ialah untuk memisahkan sel-sel bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah dalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel disatu koloni untuk mendapatkan biakan murni. (wasley a. Volk, 1986).
Metode cawan tebar, setetes inokulum diletakan ditengah-tengah medium agar nutrien, dalam cawan petri, dan dengan menggunakan batang kaca bengkok yang steril, inokulum itu disebarkan dipermukaan medium. Batang yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi pinggan kedua untuk menjamin penyebaran sel-selnya dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni-koloni yang terpisah-pisah. (Michael J. Pelczar, Jr. Dan E.C.S. Chan, 1988)
Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik. Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar. Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas. (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-4-isolasi-mikroorganisme.html).
Pembiakan atau reproduksi
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja yaitu pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung secara cepat. Jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio. Pembelahan diri dapat dipake pada tiga fase yaitu:
a.       Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus, pada arah memanjang.
b.      Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna, ditengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-hubungan. Hubungan protoplasma itu disebut plasmodesmida.
c.       Fase terakhir adalah terpisahnya kedua sel, ada bakteri yang segera terpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali daripada yang lain, setelah dinding melintang menyekat secara sempurna, bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang merata, jika dipiara pada mesium padat. Sekalinya bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh itu tetap bergandeng-gandengan setelah pembelahan. Bakteri macam ini merupakan koloni yang kasar permukaannya. (dwidjoseputro, 1988).
Biakan pengukuran
Untuk meningkatkan peluang terisolasinya suatu organisme yang mempunyai beberapa ciri fisiologi atau biokimiawi yang unik, dapat dilakukan langkah berikut, goresan, sebar, atau tuang dengan menggunakan inokulum lewat serentetan pemindahan kedalam medium dengan komposisi (dan keadaan inkubasi) yang akan mengutamakan pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan prosedur penyuburan yang berhasil akan meningkatkan proposi organisme yang dikehendaki melebihi yang ada dalam inokulum mula-mula. (Michael J. Pelczar, Jr. Dan E.C.S. Chan, 1988)










BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Annelida merupakan hewan tripoblastik selomata, karena sudah memiliki coelom. Annelida hidup secara bebas, tetapi ada juga yang parasit pada hewan vertebrata seperti manusia. Anelida ada yang bersifat merugikan dan menguntungkan, namun sebagian besar Annelida bersifat menguntungkan bahkan ada yang dapat dijadikan sebagai bahan konsumsi di beberapa daerah, contohnya: cacing wawo (Lysidice oele), dan cacing palolo ( Eunice viridis). Kedua cacing tersebut biasa dikonsumsi oleh manusia di beberapa tempat di Indonesia. Selain itu, beberapa contoh spesies Annelida yang menguntungkan antara lain: Lumbricus rubella yang memegang peranan penting bagi agroekosistem, cacing tersebut memproses sampah tanaman dan mengubahnya menjadi permukaan tanah sehingga kaya nutrisi. Cacing tersebut juga berperan sebagai dekomposer dan menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif dan enzim-enzim penghancur benda mati sehingga tidak mengherankan jika cacing dijadikan bahan pengobatan contohnya untuk typhus dan bahan pembuat kosmetik. Selain itu ada juga spesies yang biasa digunakan dalam ilmu kedokteran yaitu Hirudo medicinalis.

1.2  Saran
Adapun saran adalah sebagai berikut :
1.      Mahasiswa dapat memahami dan menjaga lingkungan ekosistem yang memiliki peranan yang saling menguntungkan bagi kehidupan.
2.      Perlunya pengembangan IPTEK dalam pemanfaatan atau pengelolaan hewan – hewan laut dan lainnya agar dapat bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.
3.      Perlunya pengembangan dalam menjaga habitat makhluk hidup agar tetap lestari dan jauh dari kepunahan.



DAFTAR PUSTAKA

                 [ Sabtu , 25 Desember 2010  jam 10.00 WIB ]
Myaluzz's Blog [Online]. Sumber : http://myaluzz.wordpress.com/2010/01/16/.html
 [ Sabtu , 25 Desember 2010  jam 10.00 WIB ]
Ahmad C. S. H. Rabu, April 07, 2010 [Online]. Sumber : http://myaluzz.wordpress.com/2010/01/16/.html  [ Sabtu , 25 Desember 2010  jam 10.00 WIB ]
Annelida [Online]. Sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/annelida.html  [ Sabtu , 25 Desember 2010  jam 10.00 WIB ]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar