Jumat, 18 November 2011









PENGUKURAN pH DAN SUHU AIR
DI KOLAM  II
DEPARTEMEN PERIKANAN VEDCA CIANJUR

LAPORAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Kualitas Air





oleh
Sabinus Satrio Jajong
Nim : 0811779



PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERIKANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
JOINT PROGRAM PPPPTK PERTANIAN CIANJUR DENGAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
CIANJUR
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Parameter kualitas air terdiri dari parameter fisika, kimia dan biologi. Ketiga parameter tersebut tidak dapat diabaikan salah satunya. Pada laporan ini akan dibahas tentang parameter kimia air yakni pH
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air. Kondisi euatu perairan budidaya harus memiliki kemiripian dengan kondisi lingkungan sebenarnya dari ikan yang dibudidayakan, pH menentukan komoditas apa yang baik dibudidaya pada suatu perairan. pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah merupakan kondisi yang rentan bagi ikan untuk hidup. Untuk itu, sebelum melakukan budidaya harus dilakukan pengukuran pH agar ikan dapat hidup dengan optimal.
pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.  Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.

B.     Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk:
1.      Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengendalian Kualitas Air
2.      Memaparkan hasil praktikum pengukuran pH air kolam
3.      Mengemukakan yang dimaksud dengan pH
4.      Memaparkan proses pengukuran pH

C.    Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah mahasiswa dapat melakukan pengukuran parameter kimia air khususnya pH pada kolam budidaya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Pengertian pH
pH merupakan suatu ekpresi dari konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam air.  Besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion H. Sebagai contoh, kalau ada pernyataan pH 6, itu artinya konsentrasi H dalam air tersebut adalah 0.000001 bagian dari total larutan. Karena untuk menuliskan 0.000001 (bayangkan kalau pH 14) terlalu panjang maka orang melogaritmakan angka tersebut sehingga manjadi -6.  Tetapi karena ada tanda - (negatif) dibelakang angka tersebut, yang dinilai kurang praktis, maka orang mengalikannya lagi dengan tanda - (minus) sehingga diperoleh angka positif 6. Oleh karena itu, pH diartikan sebagai "-(minus) logaritma dari konsenstrasi ion H". 
pH = - log  (H+)
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa selisih satu satuan angka pH itu artinya perbedaan kosentrasinya adalah 10 kali lipat.  Dengan demikian, apabila selisih angkanya adalah 2 maka perbedaan konsentrasinya adalah 10x10 = 100 kali lipat. Sebagai contoh pH 5 menunjukkan konsentrasi H sebanyak 0.00001  atau 1/100000 (seperseratus ribu) sedangkan pH 6 = 0.000001 atau 1/1000000 (sepersejuta). Dengan demikian kalau kita menurunkan pH dari 6 ke 5 artinya kita meningkatkan kepekatan iob H+ sebanyak 10 kali lipat.  Kalau kita misalkan pH itu gula, maka dengan menurunkan pH dari 6 ke 5, sama artinya bahwa larutan tersebut sekarang 10 kali lebih manis dari pada sebelumnya. 
Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisma yang unik agar perubahan tidak tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan. sistem pertahanan ini dikenal sebagai kapasitas pem-buffer-an.
pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.  Selain itu ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.
Besaran pH berkisar dari 0 (sangat asam) sampai dengan 14 (sangat basa/alkalis). Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin).  Sedangkan pH = 7 disebut sebagai netral.
Fluktuasi pH air sangat di tentukan oleh alkalinitas air tersebut. Apabila alkalinitasnya tinggi maka air tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula, dari setiap "gangguan" terhadap pengubahan pH. Dengan demikian kunci dari penurunan pH terletak pada penanganan alkalinitas  dan tingkat kesadahan air. Apabila hal ini telah dikuasai maka penurunan pH akan lebih mudah dilakukan.

Pengananan atau pengubahan nilai pH akan lebih efektif apabila alkalinitas ditanganai terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa cara pangananan pH, yang kalau diperhatikan lebih jauh, cenderung mengarah pada penanganan kesadahan atau alkalinitas. 
1.      Penurunan pH
Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH.  Apabila nilai KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan terleibh dahulu, yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai pH. Apabila nilia pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus ( antara 6 -12) maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan yang buruk.
Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut (peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang berkesadahan rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling (air destilata). Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan bogwood kedalam akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang, kayu pohon asam dan sejenisnya.  
2.      Peningkatan pH
Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif, melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu kapur. Atau dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa, atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air.

Karbon dioksida dalam air pada umumnya merupakan hasil respirasi dari ikan dan phytoplankton. Kadar CO2 lebih tinggi dari 10 ppm diketahui menunjukkan bersifat racun bagi ikan, beberapa bukti menunjukkan bahwa karbon dioksida berfungsi sebagai anestesi bagi ikan.  Kadar karbon dioksida tinggi juga menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an. 
Apabila pH dalam suatu akuarium dikendalikan, terutama, oleh sistem pem-buffer-an karbonat, maka hubungan pH, KH dan CO2 terlaut akan merupakan hubungan yang tetap.  Dengan demikian,  salah satu dari parameter tersebut dapat diatur dengan mengatur parameter yang lain.  Sebagai contoh nilai pH dapat diatur dengan mangatur KH atau kadar CO2.  Suatu sistem CO2 injektor, misalnya, dapat digunakan untuk mengatur pH dengan cara mengatur injeksi CO2 sedemikian rupa apabila nilai pH nya mencapai nilai tertentu.  Dalam hal ini KH dibuat tetap.  CO2 digunakan oleh tanaman atau terdifusi ke atmosfer, akibatnya pH naik.  Dengan sistem otomatis seperti disebutkan sebelumnya maka sistem injeksi CO2 akan berjalan sedemikian rupa disekitar nilai pH tertentu, untuk menjaga kadar CO2 yang memadai. 
Tabel berikut menunjukkan hubungan antara kadar CO2 terlarut dalam air (ppm) dengan nilai KH dan pH. Secara umum dapat dikatakan bahwa CO2 terlarut dalam akuarium dengan kepadatan sedang akan berada pada selang 1-3 ppm.  Untuk akuarium tanaman ph=6.9, KH=4 dan CO2 =15 ppm merupakan nilai yang ideal.

KH 
pH 
6
6,2
6,4
6,6
6,8
6,9
7
7,2
7,4
7,6
7,8
8
9
1
40
25
15
10
6
5
4
2
1,5
1
0,5
0
0
2
80
50
30
20
13
10
8
5
3
2
1
0,5
0
3
120
75
50
30
20
15
12
8
5
3
2
1
0
4
160
100
60
40
25
20
15
10
6
4
2,5
2
1,5
5
200
125
80
50
32
25
20
12
8
5
3
2,5
1
7
280
175
110
70
45
35
28
18
11
7
4
3
1,5
10
400
250
160
100
65
50
40
25
16
10
6
4
2
12
480
300
190
120
75
60
50
30
19
12
8
5
3
CO2 (ppm)
  Keterangan:

 : Kadar CO2 normal pada akuarium tanpa Injeksi CO2

 : Selang yang disarankan untuk akuarium tanaman

 : Konsentrasi yang membahayakan ikan

D.   Suhu Air
Suhu merupakan variable penting bagi prganisme akuatik. Bagi ikan, perubahan suhu mempengaruhi selera makan, respirasi (meningkatkan konsumsi o2) serta laju pertumbuhan ikan tersebut. Peningkatan suhu berdampak pada peningkatan aktifitas metabolism ikan, dan juga berpengaruh pada prilaku reproduksi ikan. Selain itu perubahan suhu berbanding terbalik dengan ketersediaan oksigen terlarut. Maka dari itu kesetabilan suhu dalam budidaya menjadi suatu hal yang penting, karena akan berdambpak besar pada hasil panen.






Hubungan suhu dengan DO









Percampuran/pergantian air dapat membantu menjaga kesetabilan suhu. Turbulensi/pergerakan air karena adanya aerator dalam akuarium atau kolam dapat dimanfaatkan untuk menjagan kesetabilan suhu lingkungan bagi ikan budidaya. Rentang toleransi ikan terhadap suhu lingkungan berbeda-beda pada tiap spesies dan tahapan (stadia) pertumbuhan ikan (Anonim, 2009). Cotoh ikan lele dapat hidup pada suhu 20oC, dengan suhu optimal antara 25-28oC. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30 oC dan untuk pemijahan 24-28oC  (Anonim, 2007)
BAB III
METODOLOGI

A.      Judul Praktikum
Pengukuran parameter kimia air (pH).

B.       Waktu Praktikum
Hari          : Senin
Tanggal    : 28 Pebruari 2011
Waktu      : 10:00 s.d 11:00 WIB
Tempat     : Kolam Budidaya Departemen Perikanan PPPPTK Pertanian
  Cianjur

C.      Alat dan Bahan
Alat
§  3 buah botol kaca
§  1 buah pH meter
Bahan
§  Air kolam budidaya I

D.      Langkah Kerja
Ƙ  Siapkan alat dan bahan
Ƙ  Ambil air sampel dari kolam dengan botol kaca, lakukan dengan mencelupkan botol bertutup pada kolam, setelah mencapai kedalaman tertentu, buka tutup botol dan biarkan air masuk. Tutup kembali botol didalam air sehingga tidak ada udara dalam botol.
Ƙ  Ukur pH air dalam botol dengan menggunakan pH meter.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
Pengukuran I
Indikator
Inlet
Tengah
Outlet
pH
8,71
8,39
8,43
Suhu (oC)
22,9
23,2
23

Pengukuran II
Indikator
Inlet
Tengah
Outlet
pH
8,55
8,32
8,43
Suhu (oC)
23
22,9
23

Dirata-ratakan menjadi:
Indikator
Inlet
Tengah
Outlet
pH
8,63
8,35
8,43
Suhu (oC)
23
23
23

B.       Pembahasan
Dalam pengukuran pH dan suhu air kolam budidaya 1 Departemen Perikanan Vedca Cianjur ini didapatkan data suhu dan pH yang rendah. Hal ini sepertinya dioleh beberapa hal:
Suhu : Rata-rata hasil pengukuran suhu adalah 230C, suhu ini dikatan suhu rendah hal ini disebabkan oleh cuaca pada saat itu dalam keadaan mendung, jadi tidak ada sedikitpun sinar matahari yang masuk kedalam perairan kolam, sehingga mengakibtkan suhu pearairan kolam menjadi rendah.
Perubahan  suhu dipengaruhi oleh besarnya sirkulasi udara yang terjadi diikuti pula dengan tidak adanya sinar matahari yang bersinar. Selain itu didukung pula dengan ketinggian geografis tempat praktikum yaitu berada di daerah dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Barus (2002) bahwa pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh pepohonan yang tumbuh di tepi.
pH : Rata-rata pengukuran ph:  inlet 8,63, tengah 8,35, dan outlet 8,43. pH perairan kolam ini basa, hal ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya alkalinitas perairan tersebut, apabila alkalinitas perairan tingggi maka perairan  tersebut akan mudah mengembalikan pH-nya ke nilai semula. Perubahan pH kolam ini dipengaruhi oleh banyaknya CO2 yang terlarut di perairan tersebut. Kordi K. dan Tancung (2007) mengatakan bahwa semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H+ yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi dengan aktivitas fotosintesis yang membutuhkan banyak ion CO2, menyebabkan pH air naik.


BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
pH air sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.  Selain itu juga setiap ikan dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.
Selain itu suhu air juga merupakan parameter kualitas yang sangat penting, kerena perubahan suhu akan mempengaruhi metabolisme tubuh ikan dan selanjutnya akan berdampak pada pertumbuhan tubuhnya, dan ini akan berdampak pula pada hasil panen yang akan di capai. Setiap ikan pun mempunyai toleransi kisaran suhu untuk pertumbuhannya. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan adalah berkisar antara 26-30C.

B.       Saran
Dalam melakukan budidaya perairan hendaknya pembudidaya harus selalu mengontrol kualitas air kolamnya, yaitu dengan melakukan pengukuran parameter kualitas air, sehingga pembudidaya tahu apa yang harus dilakukan dengan perubahan-perubahan parameter tersebut. Karena kualitas air merupakan hal yang sangat penting dan faktor penentu keberhasilan dalam budidaya akuatik.



DAFTAR PUSTAKA

             2003. tersedia di O-fish, All Rights Reserved.[online].(diunduh tanggal 02 maret 2011)

Purwakusuma, W. 2009. Kualitas Air. http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php. .(diunduh tanggal 02 maret 2011)



LAMPIRAN













 Pengambilan air sampel di outlet                         pengambilan air sampel di inlet











Pengambilan air sampel di tengah                                          pH meter












   Botol pengambilan sampel air                              pengukuran pH dan suhu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar