Jumat, 18 November 2011

laporan setenga jadi tentang pembesaran kerapu bebek di kja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Indonesia sebagai egara maritim mempunyai potensi hasil perikanan laut yang besar. Perhatian pemerintah dalam sektor perikanan laut semakin besar dengan dibetuknya Dapertemen kelautan dan Perikanan. Hal ini dilakukan dalam rangka pemanfaatan dan pemeliharaan potensi perikanan laut semaksimal mungkin sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat idonesia dan mempertiggi pemasukan devisa negara. Salah satu stategi pemanfaatan dan pelestarian potensi laut adalah pembenihan dan dan budidaya ikan kerapu bebek (Darwisito,2002).
Ikan kerapu bebek (cromileptes altivelis) merupakan salah satu ikan laut ekonomis penting yang sekarang ini banyak dibudidayakan dan merupakan komoditas ekspor. Sebagai contoh kerapu bebek pada saat berukuran 5-10cm merupakan ikan hias yang mahal dengan harag Rp 7500-Rp 15000. Sedangkan ika yang berukuran kosumsi dalam keadaan masih hidup dijual degan harga Rp 300.000-Rp 350.000/kg.permintaan ikan kerapu dipasaran untuk ukuran 5-10cm sebanyak 30.000-60.000ekor/bulan dan untuk ikan kerapu ukuran konsumsi sebanyak 20-30ron/bulan (darwisito,2002 )
Permintaan pasar akan komoditas ini stabil bahkan cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Degan demikian pengembangan usaha budidaya ikan kerapu mempunyai prospek yang sangat baik. Namum demikian hal yang menjadi kendala utama adalah ketersedian benih ikan kerapu yang masih belum terpenuhi, baik dalam jumlah maupun kualitas benih serta ketersedian secara kontinu. Selain itu kendala utama dalam pembenihan ikan kerapu adalah tingginya kematian pada stadia awal yaitu stadia larva sampai stadia juvenil, pada hari ke 4 sampai pada hari ke 9 setelah penetesan telur
Salah satu pengetahuan praktis yang perlu diolah dalam bidang keahlian adalah budidaya . kegiatan budidaya meupakan suatu usaha untuk mengembangbiakan suatu spesies dengan metode tertentu. Kegiatan budidaya dilakukan karena spesies yang dibudidayakan bernilai ekonomis tinggi atau terancam kepunahan. Kerapu bebek (cromileptes altivelis)baik untuk kebutuhan pasar dalam negeri maupun diluar negeri.
Ikan kerapu bebek(cromileptes altivelis) merupakan jenis ikan karang yang hanya hidup dan tumbuh cepat didaerah tropis. Ciri khas ikan kerapu bebek terlihat pada seluruh permukaan tubuhnya berwarna putih keabuan,berbintik bulat hitam dilengkapi sirip renang berbentuk lebar serta kepala moncong lancip menyerupai bebek da tikus. ikan kerapu mempunyai rasa daging yang lezat dan lembut sehingga harganya relatif lebih tinggi dibanding jenis ikan air laut lainnya. Ikan ini bepotensi untuk dibudidayakan karea mudah untuk dipelihara dan mempuyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan suhu.
Sistem pembesaran yang biasa diterapkan untuk pembesaran kerapu adalah denga sistem keramba jaring apung (kja). Usaha pembesaran kerapu bebek yang dilakukan didalam keramba jaring apung (kja) relatif  mudah karena teknologi yang digunakan telah banyak dikuasai oleh para pembudidaya, walaupun demikian tetap dibutuhkan tenaga ahli yang memiliki kualitas baik dan profesional,agar dalam usaha dan pengembangannya dapat berjalan dengan baik.
Keramba jaring apung dipilih pembudiday karena memiliki banyak keunggulan dabandingkan dengan wadah budidaya lain. Adapun keunggulan seperti semakin meningkatnya produksi,pertumbuhan ikan yang lebih cepat, dan kondisi perairan selalu bersih dari sisa pakan dan feses ikan karena akan terbawa oleh arus air laut. Selain keunggulan budidaya menggunakan keramba jaring apung juga terdapat kerugiannya antara lain membutuhkan modal yang besar dan menyebabkan kerusakan pada lingkungan dari sisa pakan dan fases yang bertumpuk menjadi lumpur berakibatkan kerusakan pada karang.          
Metode KJA merupakan metode akuakultur yang paling produktif. Beberapa keuntungan yang dimiliki metode KJA, yaitu tingginya padat penebaran, jumlah dan mutu air yang selalu memadai, tidak diperlukannya pengelolaan tanah, mudahnya pengendalian gangguan pemangsa, dan mudahnya pemanenan. Agar budidaya ikan di KJA berhasil maka pemasangan KJA tidak dilakukan disembarang tempat, harus dipilih lokasi yang memenuhi aspek teknis dan sosial ekonomis(Sunyoto.1994).
Lima persyaratan utama dalam pembudidayaan ikan di laut adalah ketersediaan benih, lingkungan yang memadai, stock pakan yang cukup, sumberdaya manusia dan penguasaan teknologi pembudidayaan (Kriswantoro, Sunyoto. 1986).




1.2     Tujuan
Tujuan dari penulisan praktek kerja lapangan yang dilakukan ini adalah
1.      Memenuhi persyaratan kurikulum kuliah pada program studi pendidikan teknologi agroindustri bidang peminatan teknologi perikanan kerja sama PPPPTK Pertania cianjur dengan Universitas Pendidikan Indonesia.
2.      Memperluas pengetahuan tentang teknik pembesaran kerapu bebek (cromileptes altivelis) pada Keramba Jaring Apung (KJA) .
3.      Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembesaran iksn kerapu bebek (cromileptes altivelis) pada Keramba Jaring apung (KJA).
4.      Terbetuknya kerja sama yang baik aatra program studi pendidikan teknologi agroindustri bidang peminatan teknologi perikanan kerja sama PPPPTK Pertania cianjur dengan Universitas Pendidikan Indonesia dengan balai besar pengembangan budidaya laut lampung.

1.3     Manfaat
    Manfaat dari praktek industri ini antara lain :
1.      Mahasiswa dapat mengetahui penerapan atau aplikasi dari teori yang didapat dibangku kuliah dan dapat diterapkan di dunia kerja.
2.      Mahsiswa mengetahui teknik pembesaran kerapu bebek (cromileptes altivelis) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     biologi ikan kerapu bebek
           ikan kerapu bebek mulai daerah afrika timur sampai pasifik barat daya (jepang selatan sampai kepulauan guam, selat australia, serta bagian timur laut india dari daerah nicobar sampai daerah broomer) (heemstra dan randall,1986 dalam evalawati dkk.,2001). Ikan kerapu bebek di perairan indonesia banayak ditemukan di wilayah perairan teluk banten, ujung kulon, kepulauan riau, kepulauan seribu, kepulauan karimun jawa, madura,kalimantan dan nusa tenggara.
           Siklus hidup ikan kerapu terbagi dua habitat pada saat ikan kerapu muda hidup diperairan karang pantai dengan kedalaman 0,5-3 m, selanjutnya menginjak dewasa beruaya ke perairan dalam antara 7 – 40 m, dan iasanya perpindahan berlangsung pada siang hari dan senja hari. Telur dan larva bersifat pelagis sedangkan utuk kerapu muda hingga menjadi dewasa bersifat domersal.ikan kerapu bebek merupakan salah satu dari jenis ikan yang bersifat hermaprodit protogini. Yaitu pada perkembangan mencapai dewasa  (matang gonad) ikan kerapu akan betina akan berubah menjadi jantan bila sudah tumbuh menjadi lebih besar ( Evalawati dkk., 2001).  Parameter kualitas air yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu yaitu suhu berkisar 24 – 31 ᵒc, salinitas berkisar 30 – 33 ppt, kandungan oksigen terlarut > 3,5 ppm dan pH berkisar 7,8 – 8,0 (Nybakken, 1988 dalam evalawati dkk 2001).

2.2  Taksonomi dan morfologi
Menurut weber and beofort,(1940)dalam evalawati (2001),klafikasi ikan kerapu bebek adalah sebagai berikut:
Phylum               :Chordate
Class                   :Vertebrata
Subclass             :Osteichtyes
Ordo                   :Percomorphi
Sub ordo                        :Percoidea
Family                :Serranidae
Genus                 :Cromileptes
Species               :Cromileptes altivelis
Ikan kerapu bebek juga mempunyai banyak nama local.ikan ini di Australia dikenal dengan nama barramundi cod, dan dijepang dengan nama sarasa hata.sedangkan diphilipina dikenal dengan nama lapu-lapung senorita(tagalog),bagi orang Indonesia dan Malaysia kerapu bebek dikenal dengan nama kerapu tikus,karapu belidah dan kerapu sonoh.
Ikan kerapu bebek tersebar luas di pasifik barat mulai dari bagian selatan jepang sampai pulau,guan,kaledonia baru,bagian selatan kepulauan Australia,serta bagian timur laut india  dari nicobar sampai broome (Hemsta dan Randall,1986 dalam evalawati,2001).di Indonesia kerapu bebek banyak di temukan di wilayah perairan teluk banten,ujung kulon,kepulauan riau,kepulauan seribu,kepulaan karimun jawa,Madura,Kalimantan dan nusa tenggara.
Ikan kerapu mempunyai morfologi sirip punggung dengan 10 duri keras dan 18-19 duri lunak,sirip perut dengan 3 duri keras dan 10 duri lunak,sirip ekor dengan 1 duri keras dan 70 duri lunak.panjang total 3,3-3,8 kali tingginya,panjang kepala seperempat panjang total,leher bagian atas cekung dan semakin tua semakin cekung,sirip punggung semakin kebelakang melebar,warna putih kadang kecoklatan dengan total hitam pada badan,kepala dan,sirip.Weeber dan Beofort,(1940) dalam evalawati (2001).

2.3. Reproduksi
Kerapu bebek bersifat harmaprodit protogini, yakni pada tahap perkembangan mencapai dewasa (matang gonat) berjenis kelamin betina kemudian berubah menjadi jantan setelah tubuhya besar atau ketika umurnya bertambah tua. Menentukan jenis kelamin kerapu bebek jantan dan betina dapat dilakukan dengan 2 cara yakni, menggunakan selang mikro atau kanulasi yang mampu menghisap telur atau sperma dan metode pengurutan. Kerapu bebek betina akan mengeluarkan telur jika diurut sementara kerapu jantan akan mengeluarkan sperma (subyakto dan cahyanigsi, 2003).
Fenomena perubahan jenis kelamin pada kerapu bebek sangat erat hubunganya dengan aktivitas pemijahan, mue indeks kelamin, dan ukuran. Hasil pengamatan menunjukan bahwa pada ikan kerapu bebek induk betina mulai matang gonat pada ukuran panjang total 36 cm atau bobot 1,0 kg, sedangkan jantan mulai matang ukuran 48 cm atau 2,5 kg. Dihabitat aslinya kerapu melakukan pemijahan pada malam hari pada pukul 20.00 malam hingga pukul 03.00 pagi. Biasanya kerapu jantan akan berenang berputar-putar mengikuti kerapu betina. Setelah itu kerapu betina akan mengeluarkan telurnya, karapu jantan mengeluarkan spermanya, kemudian telur akan dibuahi oleh sperma tersebut (subyakto dan cahyanigsi, 2003).

2.4. Pakan
2.4.1.      jenis dan mutu pakan
keberhasilan dalam pembesara ikan kerapu sagat ditentukan oleh pakan yang diberikan.  Pakan yang diguakan dalam pembesaran kerapu bebek secara tradisional adalah ikan rucah. Namum pakan yang diberikan haruslah dapat diterima oleh ikan yag dibudidayakan. Penggunaan ikan rucah sebagai pakan ikan kerapu bebek memiliki beberapa permasalahan yaitu, ketersediaannya tidak kontinu,memerlukan tenaga dan waktu untuk penyiapan, kualiatas ikan rucah yang jelek ditandai dengan ikan yang membusuk, bau yang tidak sedap, dan ikan yang telah teroksidasi sebaiknya tidak digunakan sebagai pakan. Ikan rucah segar mempunyai kualitas nutrisi yang lebih baik dari pada ikan rucah yang dibekukan, akan tetapi memiliki resiko sebagai penular bibit penyakit (sutarma, et al.,2004).
Jenis ikan rucah yag biasa di gunakan untuk pembesaran kerapu bebek seperti ikan petek, kuniran, selar, tanjan, dan kurisi. Koversi pakan (FCR) untuk ikan rucah adalah 5-6 yang berarti untuk memperoleh 1 kg ikan kerapu bebek memerlukan5-6 kg pakan ikan rucah (sutarma, et al.,2004).

2.4.2.      dosis pemberian pakan
ikan  yang bersifat karnivora seperti kerapu, pemberian pakan berupa ikan rucah yang relatif lebih nurah harganya terutama pada musimnya lebih disukai oleh ikan serta nilai gizi sudah mencukupi untuk kebutuhan ikan tersebut (Mustahal et al., 1999).
Dosis pemberian paka harus diberikan seefisien mungkin, agar paka yang diberikan benar-benar termakan dan tidak ada yang terbuang serta tidak mencemari perairan. Dosis pemberian pakan yang diberikan untuk ikan kerapu bebek berkisar 5 – 7,5% dari biomas untuk jenis pakan ikan rucah, sedangkan untuk pelet, dosis pakan yang diberikan 3-5% dari biomas perhari (Puja, et al., 2001)

2.4.3.      frekuensi pemberian pakan
frekuensi pemberian pakan dan waktu yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan ikan yang baik, hal ini berhubungan dengan sistem pencernaan dan pemakaian energi oleh ikan. Jenis ikan kerapu sebaiknya diberika dua kali sehari pada pagi dan sore hari (Puja, et al., 2001). Mustahal et al., (1995) mengataka bahwa, kerapu yang makan sampai setelah 36 jam, makanan yang ada dalam lambung telah 95% dicerna.  

2.5.Hama dan Penyakit
2.5.1.      hama
menurut Kurniastuty dan Julinasari dewi (1999) hama yang paling potensial mengganggu usaha budidaya di keramba jaring apung sebagai berikut :
1)      tumbuhan air
lumut dapat mengganggu sirkulasi air di keramba jaring apung, sehingga akan menghalangi aeus air yang masuk yang berakibat berkurangnya suplai oksigen. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah dengan melalkukan pembersian secara berkala dengan menggunakan alat berupa mesin semprot.
2)      ikan liar
ikan liar sebagai kompetisi ikan kerapu dalam mendapatkan makanan dadalam keramba. Semakain banyak ikan liar disekitar keramba makain sulit ikan budidaya dalam mendapatkan makanan
2.5.2        Penyakit
a.parasit
Menurut Puja dkk, (2001) parasit yang menyerang ikan kerapu antara lain : monogenia ( termasuk golongan playtheminthes) yang menyerang kulit,Diplectanum sp (sejenis cacing pipih golongan trematoda) menyerang insang,isopoda (golongan crustacea) yang menterang pangkal lida dan insang cryptocaryon irritans (golongan protozoa) yang menyerang kulit dan trichodina sp ( golongan protozoa yang menyerang kulit,ingsang dan sirip.
b.bakteri
ikan yang terserang bakteri menungjukan gejalah antara lain nafsu makan berkurang,terjadi kelesuan,pembusukan pada sirip,mata menonjol dan terjadi pengumpulan cairan pada perut.bakteri yang biasa menyerang ikan kerapu bebek antara lain : vibrio sp  pateurellia sp dan pseudomonas sp.kematian yang ditimbul dari serangan bakteri biasanya tidak terjadi secara missal, dan berlangsung secara bertahap dan terus – menerus.
2.6.Keramba jaring apung
Keramba jarin apung adalah salah satu wadah budidaya yang cukup ideal, yang ditempatkan dikolom air dalam. Ada beberapa macam ukuran KJA yang yang digunakan dalam peeliharaan ikan-ikan laut, mulai dari ukuran yang palin kecil hingga yang paling besar. Ukuran yang sering digunakan adalah ukuran 2mx2m, 3mx3m, dan 4m x 4m. Ukuran mata jaring disesuaikan dengan ukuara ikan yang kita pelihara, dengan patokan tidak melebihi jarak kedua mata ikan (Ghufran dan kordi, 2005).

2.7.Desain dan Konstruksi jaring apung
Satu buah rakit terdiri dari kerangka secara keseluruhan,pelampung dan tempat mengagantunya jaring. Model dan ukuran keramba tergantung kondisi alam tempat budidaya, seperti arus air dan pemilik keramba. Rakit bisa dihubungkan dengan rakit yang lain, akan tetapi masing-masing bagian rakit jangan terlalu besar, untuk menghindari berhentinya sirkulasi air pada bagian tengah. Susunan rakit juga dapat mempengaruhi penyebaran penyakit yang disebabkan rapatnya rakit (Sutarma dkk.,2004).

1.      Kerangka
Kerangka rakit bisa dibuat dari bambu, kayu balok, pipa galvinis, dan bahan yang lainnya. Bambu lebih murah tetapi tidak dipakai jangka waktu yang panjang atau lama. Bentuk kerangka rakit ada segi empat, persegi panjang, dan lingkaran juga dipakai untuk pembesaran kerapu (Sutarma dkk., 2004).
Membuat satu unit rakit dibutuhkan kayu sebanyak 12 batang untuk bingkai rakit dan 24 lembar papa setebal 3-4 cm untuk pijakan. Ukuran rakit bervariasi, tergantung skala usaha. Namun, umumya bingkai rakit berukuran 8 x 8 m yang terbagi menjadi 4 kotak, masing asing 1 kotak berukuran 3x3 m (Akbar dan Sudaryanto, 2002). 

2.      Jaring
Kurungan berfungsi sebagai wadah pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan polyethilen dengan lebar mata jaring antara 0,75 ~ 1″. Bentuk kurungan disesuaikan dengan bentuk kerangka rakit yaitu empat persegi dengan ukuran 3 x 3 x 3 m.  Jaring apung yang telah siap dibuat di pasang pada kerangka rakit dengan cara mengikat ke empat sudut bagian atas pada setiap sudut kerangka. Pola pembuatan kurungan dan cara pengikatan dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3 dan agar kerangka jaring apung tetap terbentuk bujur sangkar, maka pada sudut bagian bawah jaring diberi pemberat.
3.      Pelampung
Untuk mengapungkan sarana budidaya termasuk rumah jaga diperlukan pelampung. Pelampung dapat digunakan drum plastik volume 200 liter. Dan untuk menahan rakit diperlukan pelampung sebanyak 12 buah. Pelampung diikat dengan tali polyethelene (PE) yang bergaris tengah 0,8 ~ 1,0 cm.
4.      Jangkar
Jangkar berfungsi untuk menahan sarana budidaya agar tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh arus dan angin ataupun gelombang. Setiap inti keramba jaring apung dipergunakan jangkar 4 buah yang terbuat dari besi dengan berat 50 kg. Panjang tali jangkar biasanya 1,5 kali kedalaman perairan pada waktu pasang tinggi
 

2.8.Wadah Pemeliharaan
2.8.1 Pemilihan Lokasi Budidaya
Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan pembesaran ikan kerapu bebek adalah pemilihan lokasi yang tepat.keberadaan lokasi yang mengangdung resiko, bermasalah dan tidak memenuhi persyaratan ekologis hendaknya dihindari.lokasi yang memenuhi persyaratan secara teknis,merupakan aset yang tidak ternilai harganya,karena mampu mendukung kesinambungan usaha dan target produksi.menurut Akbar dkk(2001),ada dua faktor pemilihan lokasi yang bisa dijadikan tempat budidaya ikan kerapu bebek’yaitu pertimbangan umum dan persyaratan kualitas air.

2.8.1.1 Pertimbangan Umum Pemilihan Lokasi KJA
Pertimbangan umum yang dimaksud antara lain meliputi:
a.       Perairan harus terlingdungi dari angin dan gelombang yang kuat
b.      Kedalamam berkisar antara 5-15 meter
c.       Dasar perairan karang berpasir
d.      Jauh dari limbah pencemamaran
e.       Tidak mengganggu alur perlayaran
f.       Dekat dengan  sumber pakan
g.      Dekat dengan sarana prasaran
h.      Keamanan terjamin

2.8.1.2 Persyaratan Kualitas Air
Menurut Akbar dkk (2001),persyaratan kualitas air yang perlu di perhatikan antara lain yaitu:
a.       Kecepatan arus 15-30 cm/detik
b.      Kecerahan  lebih dari 2 meter
c.       Salinitas(kadar garam) 30-33 ppt
d.      Suhu berkisar antara 27-29oC
e.       Konsentrasi ion hydrogen (pH) 8,0-8,2
f.       oksigen terlarut (DO) lebih dari 5 ppm

2.8.2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam budidaya ikan kerapu bebek perlu di adakan guna untuk menunjang keberhasilan usaha,menurut Akbar dkk (2001),sarana terbagi dua jenis yaitu  sarana pokok dan sarana penujang


2.8.1.1. Sarana Pokok
1.      Rakit
Rakit adalah bingkai atau frame yang di lengkapi dengan pelampung untuk tempat melekatkan atau mengikatkan waring dan jaring,rakit dapat dibuat dari bambu, kayu ,pipa glavanis atau pun paralon.ukuran rakit bervariasi tergantung dari skala usaha.untuk pembesaran ikan kerapu bebek,ukuran bingkai yang umum di gunakan adalah 5 x 5 m2 (Akbar dkk,2001).sedangkan bahan yang digunakan untuk mengapungkan rakit menggunakan sterofoam atau drum bekas.
2.      Jaring
Ada beberapa jenis jaring yang dapat digunakan untuk membuat kantong pemeliharaan.namum yang biasa yang digunakan adalah jaring yang terbuat dari polyetheline karena memiliki beberapa kelebihan dari bahan jaring yang lain.mesh zise jaring disesuaikan dengan ukuran ikan.semakin besar ikan semakin besar juga ukuran jaring.menurut (sunaryat dkk,2001) ukuran mesh jaring adalah1-3 inchi.

2.8.1.2.Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang mendukung keberhasilan budidaya terdiri atas:
a .perahu
Perahu atau motor tempel di perlukan sebagai alat transportasi setiap hari dalam rangakapemberian pakan,pergantian jaring,perbaikan rakit membawa jaring kotor dan bersih,dan membawah benih dan hasil penen.biasanaya untuk penggunaan transportasi dari darat ke keramba biasa digunakan perahu motor temple dengan mesin 5-10 pk.
b.freezer
freezer selain digunakan untuk mempertahakan kesegaran pakan ikan rucah,juga digunakan sebagai tempat penyimpanan stock pakan.
c.mesin penyemprot jaring
Mesin penyemprotan jaring merupakan sarana penunjang yang sangat membatu dalam usaha budidaya ikan yang menggunakan keramba jaring apung.mesin ini sangatmembantu dalam mempercepat pembersian jaring sehingga pergantian jaring selama perawatan jaring dapat cepat diganti
d.Aerator
Aerator adalah alat penambahan oksigen.alat ini digunakan pada saat dilakukan pengobatan ikan yang terserang penyakit.aerator yang biasa digunakan selama pengobatan ikan  adalah aerator baterai,karena aerator baterai ini lebih fleksibel,dan bisa dibawa kemana-mana.
e.peralatan kerja lapangan
Peralatan kerja lapangan meliputi peralatan sampling yang terdiri dari timbangan,mistar,skop net,ember,gayung dan aerator.selain peralatan sampling,dalam pemberian pakan setiap hari juga memerlukan peralatan diantaranya adalah:gunting yang digunakan untuk mengerucah pakan,baskom tempat penyimpanan ikan rucah,dan gerobak yang digunakan untuk pengankutan pakan ikan dari tempat penyimpanan pakan ke pelabuahan.

2.8.3. Prasarana
Menurut Akbar dkk,(2001) usaha pembesaran ikan kerapu bebek akan lebih baik bila didukung dengan prasarana yang meliputi : tersedianya jalan guna mempelancar transportasi darat.tersedianya listrik Negara ataupun generator listrik (genset) untuk penerangan terutama pada malam hari dan untuk menghidupkan freezer serta menghidupkan aerasi selama penyamplingan.



2.9.  Teknik Pembesaran Ikan Kerapu Bebek
2.9.1. Peralatan Kerja
Menurut Puja dkk,(2001) beberapa peraltan yang perlu dipersiapkan antara lain : peralatan lapangan seperti gunting,serok/skop net,selang,batu pemberat pada jaring,aerasi.aerator,ember,timbangan,wadah pakan,cool box (freezer),perahu motor,dan alat ukur kualitas air: suhu.salinitas,oksigen terlarut, pH dan sebagainya
2.9.2. Kualitas Benih
Beberapa criteria kualitas ikan kerapu yang digunakan dalam pembesaran antara lain :
Ø  Ukuran 50-75 gram dengan panjang badan 15-17 cm atau telah  dipelihara 6 bulan dari lepas pembenihan (7-9 cm)
Ø  Warna tubuh : abu-abu kecoklatan,cerah
Ø  Bentuk tubuh : anggota organ tubuh lengkap,tidak cacak dan tidak Nampak kelainan tubuh,sehat,serta bebas penyakit
Ø  Gerakan / prilaku : aktif , lincah, dan bergerombol
Respon terhadap pakan : aktif sangat responsif
2.9.3. Teknik Penebaran
Penebaran sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari yaitu pada saat suhu udara sedang rendah.hal ini bertujuan agar benih ikan yang kita tebar tidak mengalami strees pada saat pengankutan (Puja dkk,2001).
                              
2.9.4 Aklimatisasi / Penyesuaian Diri
Puja dkk, (2001) menambahkan bahwa aklimatisasi perlu dilakukan karena berkaitan dengan adanya perbedaan kondisi air seperti suhu dan salinitas.cara atau proses aklimatisasi dilakukan secara pelahan-lahan.setelah kantong plastik dibuka,kedalam kantong ditambahkan air laut dari kerambah sedikit demi sedikit.jika perbedaan salinitas 1-2 permil,ikan dapat segera dapat ditebarkan
2.9.5. Padat Penebaran
Padat penebaran perlu diperhatikan karena berkaitan dengan hasil optimum yang akan diperoleh.menurut Puja dalam Gunawan, (2006) padat penebaran 20-25 ekor/m3 dengan ukuran benih 50-75 gram
2.9.6. Pakan Dan Kebiasaan Pakan
Pemilihan jenis pakan yang diberikan untuk pembesaran ikan kerapu bebek harus berdasarkan pada kemauanya memangsa pakan yang diberikan.umumnya jenis pakan berupa rucah yang segar relative lebih murah harganya sehingga dapat memperkecil cost (Puja dkk, 2001).jenis pakan lain yang digunakan adalah pellet sebagai pengati pakan ikan rucah.
keuntungan dari pakan pellet antara lain dapat mengetahui formilasi dari pakan tersebut.selain itu dengan menggunakan pellet masa pemeliharaan dapat di persingkat dengan menambah frekuensi pemberianya.menurut Gunawan (2006), untuk jenis ikan kerapu rasio pemberian pakan rucah berkisar antara 5-7,5 %,sedangkan untuk pakan pellet berkisar antara 3-5% perhari.pakan sebaiknyadiberikan sebanyak dua kali yaitu pagi dan sore hari.


Menurut puja dalam Gunawan (2006),untuk mencari konversi pakan dapat menggunakan rumus :

                        Konversi pakan  =    jumlah pakan
                                                  Penambahan bobot
Dimana penambahan bobot didapatkan dari bobot akhir – bobot awal.Nilai FCR pellet tergantung ukuran ikan.

2.9.7.  Pergantian Jaring
Pergantian jaring dilakukan minimal 2 minggu sekali,atau disesuaikan dengan lingkungan perairan setempat.pergantian jaring dilakukan dengan maksud untuk menjaga sirkulasi air dan menjaga  resiko terkena penyakit.jaring yang kotor sebaiknya dijemur  untuk kemudian di semprot dan di bersihkan agar dapat digunakan kembali.perairan yang tingkat kekeruhanya tinggi akan menyebabkan jaring lebih cepat kotor dan bio fouling (organisme penempel) lebih cepat tumbuh dan pergantian jaring pun dilakukan lebih cepat.begituh pula sebaliknya,peairan yang tingkat kecerahan tinggi jaring tidak mudah kotor dan pergantian jaring akan lebih lama (Puja dkk,2001).

2.10. Panen Dan Pengangkutan
2.10.1. Waktu Pemanenan
Waktu pemanenan ikan biasanya ditentukan oleh ukuran permintaan pasar.ukuran super biasanya berukuran 500-1000 gram/ekor dan merupakan ukuran yang mempunyai nilai yang jual tinggi.untuk ikan kerapu bebek dilakukan pemanenan setelah 9 bulan pemeliharaan dengan berat awal 75-100 gram/ekor.pemanenan calon induk biasanya dilakukan setelah ukuran ikan mencapai diatas 1000 gram/ekor (Puja dkk,2001)

2.10.2.     Pengangkutan
Menurut sunyoto (2000) dalam gunawan (2006), pengankutan dilakukan setelah ikan dipindakhkan dari rakit ke darat,langkah selanjutnya mempersiapkan transportasi yang akan digunakan,ada dua system pengangkutan yaitu :
a.sistem terbuka
sistem ini dilakukan pada jarak yang tidak terlalu jauh,dengan menggunakan wadah kedap panas yang dipasang dalam kendaraan.wadah ini diisi air dan bila pengangkutan jumlah ikan yang padat maka dipasang system aerasi.makin pendek jarak pengangkutan maka makin rendah suhu (17-22oc,maka jumalah ikan yang dapat diangkut akan semakin banyak.
b.sistem terbuka
pengangkutan dengan sistem ini menggunakan kantong plastic sebagai wadahnya.volume plastic biasanya digunakan berkisar antara 50-100 liter yang dirangkap dua agar terhindar dari kebocoran.air media ikan dimasukan kedalam kantong kemudian ditambahkan dengan oksigen.suhu air dalam kantong diturunkan hingga 17-220c dengan menggunakan kepingan es yang telah dibungkus.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRATEK INDUSTRI
1.1  Tempat Pelaksanaan Pratek Industri
Pratek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan selama 68 hari terhitung dari tanggal 23 september 2011 samapai dengan 2 november 2011.lokasi PKL adalah balai besar pengembangan budidaya laut lampung.
1.2  Metode
Metode pengambilan data dilakukan dengan dua cara,yaitu:
1.      Metode primer
Metode primer adalah metode pengambilan data dengan cara langsung terjun kelapangan,dan ikut serta dalam kegiatan pembesaran ikan kerapu bebek di KJA guna untuk mendapatkan data.
2.      Metode sekunder
Metode sekunder adalah metode pengambilan data dengan cara wawacara atau bertanya langsung kepada para staf atau karyawan yang ada dibalai tersebut.

1.2.1        Orientasi
1.2.2        Observasi
1.2.3        Adaptasi
1.2.4        Pelaksanaan Pratek Industri










BAB VI
HASIL PRATEK INDUSTRI DAN PEMBAHASAAN

1.3           Kondisi Umum
1.3.1              Letak Geografis
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) terletak dikawasan teluk hurun desa hanura kecamatan padang cermin kabupaten pesawaran,tepatnya pada kedudukan 105012’45” sampai 105013’0” bujur timur dan 5031’30” sampai 5033’36” lintang selatan.
Teluk hurun merupakan teluk kecil yang memiliki luas sekitar 1,5 km2 dengan panjang 1,5 km dan lebar 1 km.memiliki dasar perairan yang landai pada bagian barat daya dan selatan dengan kedalaman kurang dari 5 m.Sedangkan dasar peairan sekitar tenggara atau pada mulut teluk cukup dalam yaitu 10-15 m.empat buah sungai kecil bermuara ke teluk ini yaitu dua sungai dari barat daya,satu sungai dibagian selatan dekat mulut teluk dan satu sungai lagi terdapat dibagian barat laut.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampug (BBPBL) memiliki luas sekitar 6 hektar,barjarak sekitar 1 km dari teluk hurun.batas wilayah BBPBL adalah :
Utara                     : Desa sukajaya Lempasing
Selatan                  : Desa Sidodadi
Barat                     : Desa Hurun
Timur                     : Teluk Betung
Jarak antara BBPBL lampung dengan ibu kota propinsi 12 km
1.3.2        Sejarah Berdirinya Balai Budidaya Laut Lampung
Balai Besar Budidaya Laut Lampung dirintis pada tahun 1982/1983 dalam bentuk proyek pengembangan Teknik Budidaya Laut Lampung dan mendapat bantuan teknis selama 6 (enam) tahun dari FAO/UNDP melalui sea farming development project INS/81/1008.pelaksanaan proyek tersebutditerapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.437/kpts/UM/1982 tanggal 8 juli 1982 tentang penetapan lokasi budidaya,teknik budidaya dan izin usaha.Namum awalnya nama BBPBL adalah BBL  yang ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No.347/kpts/OT/8/1986 dan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.347/OT210/5/1994/ tanggal 6 mei 1994.kemudian keputusan tersebut disempurnakan dengan terbitnya Surat  Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.Kep.26F/MEN/2001.tahun 2006 nama BBL berubah menjadi BBPBL (Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut L ampung)

1.3.3        Tugas dan Fungsi Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung
Berdasarkan surat keputusan menteri pertanian RI No./KEP.26/MEN/2001,BBPBL lampung merupakan Unit pelaksanan Teknis Direktorat Jendral Perikanan dibidang pengembangan produksi dan bimbingan teknik budidaya laut. Dalam menjalakan tugasnya,BBPBL mempunyai fungsi antara lain :
a)      Merumuskan,menguji dan melakukan pembimbinggan penerapan standar pembenihan dan budidaya ikan laut.
b)      Melakukan sertifikasi system mutu dan sertifikasi personil pembenihan dan pembudidaya ikan laut.
c)      Melaksanakan produksi dan pengolahan induk sejenis dan induk dasar.
d)     Melakukan pengujian pembenihan dan pembudidayaan ikan laut.
e)      Melaksanakan pengawasan benih,pembudidayaan serta pengendalian hama dan penyakit ikan.
f)       Melaksanakan pengendalian lingkungan dan sumberdaya induk/benih.
g)      Melaksanakan system jaringan laboratorium pengujian,pengawasan benih dan pembudidaya ikan laut.
h)      Melaksanakan pengelohan informasih dan publikasi.
i)        Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas tersebut diatas,BBPBL lampung dilengkapi dengan tiga buah stasiun balai yang berlokasi dibeberapa Wilayah di Indonesia, antara lain :
1.      Tanjung pinang (Riau), dengan wilayah kerjanya mencakup wilayah pengembangan seluru Sumatra,jawa dan Kalimantan.
2.      Lombok  (NTB),dan Sulawesi,dengan wilayah kerja mencakup wilayah pengembangan seluruh Bali dan Nusantara Tenggara Timur (NTT).
Ambon (Maluku),dengan wilayah kerjanya mencakup wilayah pengembangan Maluku dan Irian Jaya.
1.3.4        Kepegawaian

Jumlah pegawai negeri sipil dibalai besar pengembangan budidaya laut lampung,sampai dengan akhir desember 2010 berjumlah 105 orang.terdiri dari 4 orang pejabat structural,19 orang pejabat fungsional litkayasa, 5 orang jabatan fungsional pengawas benih,3 orang pengawas perikanan,satu orang pengendalian hama dan penyakit,dan 58 0rang staf teknis dan staf adminitrasi.

1.3.5        Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi terhadap penyedian telur ikan laut,benih ikan non ikan dan pakan alami.kegiatan produksi ini dapat diperuntukan bagi kegiatan usaha di BBPBL lampung sendiri dan untuk para pengusaha serta pembudidaya ikan laut.hasil produksi ini didistribusikan ke berbagai daerah baik dalam luar negeri yaitu : Batam,Jepara,Jakarta,Kalimantan Barat,Kalimantan Selatan, Bangka Belitung,Thailand dan Taiwan.















No
komoditas
pembenihan
pendederan
pembesaran
 A.
Ikan



1
Kakap Putih
(Latescalcalifer,bloch)
+++
+++

+++
2
Kakap Merah
(Lutjanus sp)
+
++
+++
3
Kerapu Tikus (Cromileptes Altivelis)
+++
+++
+++
4
Kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus)
+++
+++
+++
5
Kerapu lumpur (Ephinephelus suilus)
+++
+++
+++
6
Kerapu sunu(plectropomus sp)
+
+
-
7
Kerapu kertang
+
-
-
8
Kerapu Malabar (Ephinephelus mala baricus)
+
+++
+++
9
Ikan napoleon (Chilinus undulates)
+
-
-
B.
Non Ikan



1
teripang
++
+
+++
2
Kuda laut
+++
+++
+++
3
Rumput laut
-
-
+++
Keterangan :
+++       : Teknologi telah dikuasai
++         : Technology sebagian
+           : Teknologi sebagian kecil telah dikuasai
-                  : Teknologi belum dikuasai
1.4  Hasil Kegiatan Pratek Industri
Pembesaran ikan kerapu bebek (cromileptes altivelis) dalam keramba jaring apung (KJA) didukungan dengan adanya sarana dan prasarana.sarana pemeliharaan dibagi dalam dua criteria yaitu sarana utama sarana penunjang.
1.Sarana utama
A)Rakit
Rakit berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 3x3 m.bahan dasar rakit adalah pipa galvanis dengan ukuran panjang masing-masing  8 meter.Hal ini sesuai dengan pendapat Akbar dkk, (2001),bahwa rakit dapat terbuat dari bambu,kayu dan pipa galvanis.keramba yang digunakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dapat dilihat pada gambar .

GAMBAR
Rakit yang terbuat dari pipa glavanis yang tidak memerlukan penambahan pelampung dikarenakan pipa tersebut jika dimasukan kedalam air dapat terapung dengan sendirinya sehingga tidak diperlukan pelampung yang biasa digunakan dalam budidaya KJA yaitu diantara adalah : drum minyak tanah atau oli,drum plastic dan Styrofoam.Diatas rakit dibuat rumah jaga yang biasa digunakan untuk berteduh dan tempat penyimpanan peralatan yang digunakan selama pemeliharan.selain itu juga rumah jaga dimanfaatkan sebagai tempat istrirahat,mengerucah ikan para karyawan.
a)      Jaring
Bahan yang digunakan untuk pembuatan jaring adalah tali yang terbuat dari polyetheline (PE) yang dianyam sedemikian rupa,kemudian dibentu menjadi jaring berbentuk bujur sangkar.pemasangan jaring pada KJA diawali dengan mengikat keempat sisi bagian atas jaring pada tiap sudut atas rakit,usahakan agar tali yang diikat benar-benar kencang.pada sisi bagian bawa jaring diberi pemberat dengan tujuan agar jaring tetap membentuk persegi. Jaring yang di gunakan berukuran 3x3x3 m.Ukuran jaring disesuaikan dengan ukuran ikan serta tingkat sirkulasi air dalam keramba,semakin besar ukuran ikan maka semakin besar juga ukuran
GAMBAR
jaring yang digunakan,dengan ukuran yang sesuai maka diharapkan ikan yang dibudidaya tidak lolos dari keramba dan ketersediaan oksigen serta sirkulasi air tetap baik.
b)      Jangkar dan pemberat jaring
Rakit apung yang digunakan di beri pemberat berupa jangkar agar tidak terbawa oleh arus air.jangkar yang digunakan terbuat dari besi dan masing – masing jangkar diikatkan dengan menggunakan tali polyetheline dengan ukuran diameter 300 mm dan panjang 30 m.Hal ini sesuai yang dikemukakan  oleh Sunaryat dkk,(2001) yang mengatakan diameter tali jangkar yang digunakan berdiameter 0,03-0,05 m dan panjangnya 3 – 4 kali dari kedalaman perairan.Untuk mempertahankan bentuk jaring,maka disetiap sudut jaring diikat pemberat yang terbuat dari coran semen dengan berat 3-5 kg.
1.      Sarana penunjang
Sarana penunjang lainya yang dbutuhkan dalam pembesaran ikan bebek di KJA untuk memudahkan pengoperasian selama pemeliharaan antara lain adalah :
1.      Perahu
Perahu yang digunakan terbuat dari bahan fiber.perahu digunakan sebagai alat transportasi dalam rangka perbaikan rakit,pengukuran kualitas air,membawa hasil panen dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menunjang kegiatan pembesaran kerapu bebek di KJA.
2.      Mesin penyemprot jaring
Mesin penyemprot yang digunakn adalah kompresor.alat ini digunakan pada saat dilakukan pembersihan terhadap jaring yang digunakan dalam pembesaran dengan tujuan membersihkan jaring dari penempelan organisme atau lumut yang dapat mengganggu jalanya sirkulasi air.Mesin ini sangat efektif dalam mempercepat pembersian jaring sehingga jaring yang kotor dapat langsung diganti.
GAMBAR
3.      Freezer
Freezer berfungsi untuk menyimpan bahan-bahan kimia,baik brupa vitamin,multivitamin dan obat-obatan,serta tempat penyimpanan pakan yang berupa ikan - ikan rucah.
GAMBAR

2.      Pemilihan lokasi
 lokasi dalam melakukan budidaya di KJA sangat penting dilakukan.Perairan harus terlingdungi dari angin dan gelombang yang kuat,Kedalamam berkisar antara 5-15 meter Dasar perairan karang berpasir Jauh dari limbah pencemamaran Tidak mengganggu alur perlayaran Dekat dengan  sumber pakan Dekat dengan sarana prasaran Keamanan terjamin.LOKASI budidaya kerapu bebek (Cromileptees Altivelis) di BBPBL terletak diperairan teluk hurun,atau tepatnya di desa hurun kecamatan padang cermin Kabupaten pesewaran Propinsi Lampung.Perairan teluk hurun merupakan teluk yang lebar dan dalam.sebelah selatan dibatasi jajar hutan bakau,sebelah utara dibatasi  oleh bukit-bukit yang ditumbuhi pohon perdu,sebelah barat berbatasan dengan hutan bakau yang ditengahnya mengalir sungai,sedangkan sebelah timur berbatasan dengan pintu teluk yang menuju kelaut lepas
Sekilas teluk hurun jika ditinjau dari sudut teknis sosial ekonomi :
a)      Bebas dari jalur lalu lintas kapal,pemasangan keramba jaring apung tidak mengganggu alur pelayaran.
b)      Tidak menimbulkan konflik dengan alat tangkap nelayan yang melakukan penangkapan ikan disekitar teluk hurun.
c)      Perairan yang relatif tenang karena merupakan teluk yang lebar dan dalam.di sekitar ambang pintu teluk menuju laut lepas terdapat pulau – pulau,meskipun pulau – pulau ini letaknya agak berjauhan tetapi masih dapat dimannfaatkan sebagai pelindung bangunan budidaya dari serangan ombak dan angin kencang.
d)     Sekeling pantai ditumbuhi pohon bakau yang tumbuh subur (sonneratia alba dan Avicenii sp)
e)      Faktor sosial yang patut dibanggakan adalah adanya pengertian kerjasama dan bantuan dari penduduk sekitar lokasi budidaya.
1)      Kedalaman
Kedalaman perairan di sekitar lokasi berkisar antara 10-15 meter  dan pada saat surut terendah 10-12 meter.kedalaman lokasi di atas memberikan keuntungan dimana fluktasi suhu tidak terlalu besar dan dapat menggurangi bahaya,secara teknis semakin dalam perairan penggunaan tali jangkar semakin besar dan menambah investasi biaya.sebaliknya kedalaman yang lebih kecil dari 5 meter dapat menpengaruhi kualitas air dari sisa sisa pakan dan kotoran ikan yang membusuk.
2)      Kecerahan
Kecerahan perairan disekitar  keramba jaring apung adalah 4-7 m.kecerahan yang besar ini memberikan keuntungan dimana penggunaan jaring akan lebih lama.hal ini disebabkan karena organisme penempel (Biofouling Organisme) yang menempel pada jaring lebih sedikit perairan yang memilki kecerahan kecil menandakan perairan tersebut subur dan mengandung bahan organik terlarut yang tinggi sehingga menyebabkan cepatnya perkembangan organisme penempel seperti lumut,cacing,kerang-kerangan,yang dapat menyebabkan cepat kotornya media pemeliharaan.
3)      Suhu
Kisaran suhu disekitar dari hasil pengamatan adalah 29,5-30,5 oc.Nilai ini masih dalam kisaran yang sesuai pertumbuhan ikan kerapu yaitu 27-32oc (Balai Besar Pengembangan Budidaya Lampung,2003).
4)      Salinitas
Salinitas yang telah di ukur dilapangan yaitu berkisar antara 30-33 ppt,salinitas yang mencapai 29 ppt disebabkan adanya anak-anak sungai bermuara pada peraitan teluk tersebut.kondisi ini masih dalam kisaran optimal untuk pemeliharaan ikan kerapu yaitu 30-33 ppt (Akbar,2001.)fluktasi salinitas yang melebihi batas optimal diatas 33 ppt atau dibawh 29 ppt akan menyebabkan  stress pada ikan,akibatnya nafsu makan menurun dan laju pertumbuhan akan lambat.
5)      Oksigen Terlarut
Kandungan oksigen terlarut DO pada KJA berkisar antara 3-5 ppm.kandungan oksigen terlarut minimal untuk budidaya kerapu bebek (cromileptes altivelis ) adalah lebih besar dari 3 ppm (Sudaryanto,2001.).oksigen terlarut yng terlalu rendah sangat menpengruhi organisme air terutama pertumbuhanya.

6)      Persiapan Budidaya
Kegiatan budidaya dengan menggunakan keramba diawali dengan persiapan rakit apung.rakit apung yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 8 x 8 meter,yang terdiri dari 3 kotak dengan ukuran 3 x 3 meter.rakit terbut dari bahan pipa galvanis yang tahan dan tidak mudah rusak terkena air.pemasangan yang tidak dari pia galvanis tidak memerlukan pelampung dikarenakan pipa tersebut dapat terapung tanpa bantuan pelampung.
Pemasangan jring dilakukan dengan mengikat sisi bagian jaring disetiap sudut rakit.pengikatan harus sedemikian rupa agar tidak terlepas,namum mudah untuk di buka kembali.ukuran mata jaring (mesh size) yang digunakan adalah 1,25” atau inchi.ukuran mata jaring yang kecil menpengaruhi dalam jaring sehingga menpengaruhi sirkulasi oksigen.pada sisi bagian bawah jaring dipasang pemberat sebanyak 4 buah.
A.    Teknik Pembesaran
1)      Penebaran Benih
Benih yang digunakan untuk pembesaran di KJA berasal dari hasil tangkapan dan pembeniha.namum benih hasil dari pembenihan memiliki kelebihan dari pada hasil benih  dari tangkapan.benih hasil tangkapan memiliki kelemahan dimana ukuranya tidak seragam,sedangkan benih yang berasal dari pembenihan memiliki ukuran seragam sehingga akan menekan tingkat kanibalisme.kegiatan budidaya di BBPBL dilakukan dengan menggunakan benih yang berasal dari pembenihan sendiri.
Pengakutan benih menggunakan sistem transportasi terbuka dimana ikan dibawa menggunakan bak berukuran 1 ton.selama pengangkutan hingga sampai di rakit di usahakan agar aerasi hidup agar ketersedian oksigen ada.jarak pengangkutan kira-kira 300 meter,dan di tempuh selama 3-4 menit dengan menggunakan perahu motor tempel.dengan jarak tempuh yang tidak begitu lama resiko stress dan kematian pada ikan sangat kecil.
Benih yang ditebar hanya dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dan tidak dilakukan aklimatisasi pada salinitas karena salinitas air laut pada bak pendederan 30-34 ppt hampir sama dengan salinitas air laut pada KJA,yaitu 29-33 ppt padat tebar pada pembesaran ikan kerapu bebek di KJA adalah 20-25 ekor/m3,namum pada pembesaran kali ini digunakan untuk satu jaring yaitu pada jaring A kepadatan 500 ekor,dan jaring B kepadatan 500 ekor,dengan berat rata-rata 40-50 gram.
KJA
Kepadatan/jaring (ekor)
Ukuran benih
 (gram)
A
500
40-50
B
500
40-50





2)      Pemberian Pakan
a)      Jenis pakan
Biaya pakan dalam budidaya pembesaran kerapu bebek (Cromileptes altivelis) di KJA,merupakan biaya yang banyak dikeluarkan sehingga penggunaanya harus lebih efisien.pakan yang diberikan pada kerapu bebek adalah pellet yang berukuran 5,7,10 dan 12 mm,dengan tipe KRA (kerapu) 5,KRA 7,KRA10 dan KRA 12.kandungan protein  dan asam lemak pada pellet ini adalah 50 % protein dan 10 % asam lemak.sisanya adalah karbohidrat,mineral,vitamin dan multivitamin.penggunaan pakan pellet merupakan pengganti ruch,dimana pakan jenis ini dapat meningkatkan produksi dengan waktu pemeliharaan yng singkat.selain itu didalam pakan dicampur vitamian dan multivitamin dengan dosis 5 gr/kg pakan.pemberian vitamin dalam pakan buatan dilakukan 2 kali seminggu yang bertujuan menambah daya tahan tubuh ikan.
GAMBAR


No
Kandungan
Jumlah %
1
Air
Max.11
2
Protein lemak
Max. 50
3
Lemak kasar
Max. 8
4
Serat kasar
Max.3
5
Abu
Max. 12

Pakan ikan rucah yang segar juga diberikan pada ikan kerapu disamping pakan pellet,agar pemberian pakan antara pakan buatan dan pakan alami seimbang,jenis pakan ikan rucah yang digunakan untuk pembesaran ikan kerapu bebek bermacam.macam diantaranya yaitu ikan Tanjan,Tembang,Lemuru,kepala batu dan kurisi.
GAMBAR
b)      Teknik pemberian pakan
Pakan diberikan pada satu tempat sisi jaring sehinngg ikan berkumpul ditempat tersebut.diawali pemberian pakan pellet secara adlibitum atau samapai kenyang dan keluar dari kumpulan ikan yang sedang makan,hal ini sesuaikan Dengan Puja dkk,(2001) yng menyatakan bahwa pemberian pakan harus sekenyang mungkin sehingga memacu pertumbuhan.setelh beberap jam dilanjutkan pemberian pakan ikan rucah yang sudah dipotong kecil-kecil sesuai dengan bukaan mulut ikan kerapu.untuk pemberian pakan harus selalu diperhatikan agar tidak terjadi kelebihan pakan.pakan yang berlebih akan mengendap didasar jaring sehingga mengudang ikan-ikan pemangsa dari luar seperti ikan beronang (siganus sp) yang dapat menyebabkan jaring rusak.
c)      Frekuensi dan waktu pemberian pakan
Frekunsi pemberian pakan harus tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal.pada ikan yang dipelihara pemberian pakan dilakukan 1 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari,tetapi diberikan pellet dan rucah dalam selang wakti 1-2 jam.



B.     Pemberian Multivitamin
1)      Multivitamin
Jenis vitamin yang dicampur pada pakan adalah biovit aquatic sebanyk 5 gr/ kg pakan.selain itu juga diberikan juga Vitamin C (Asam Askorbot) dengan jumlh yang sama yaitu 5 gr/kg pakan.pencampuran dilakukan pada pellet dengan cara melarutkan vitamin dan multivitamin kedalam sedikit air tawar kemudian dicampur kedalam pellet dan diaduk hingga rata setelh itu pakan diberikan pada ikan.
2)      Antibiotik
Pengobatan yang digunakan dalam pemeliharaan ikan kerapu bebek yaitu oxytetracycline (OTC)  sebanyak 5 gram/kg pakan selama 5-7 hri berturut-turut dan hanya diberikan pada saat ikan terlihat mulai sakit.pakan yang telah dicampur dengan antibiotik hrus langsung diberikan pada ikan dan tidak boleh disimpan samapi bermalaman karena akan menjadi racun.proses pencampuran diawali dengan penimgan pakan pellet,kemudian OTC dilarutkan dengan sedikit air dan dilanjutkan pencampuran dengan menyiram OTC  pada pakan ikan kemudian diaduk,dan langsung diberikan pada ikan.
C.     PERAWATAN JARING
Perawatan jering yang dilakukn dengan menggati jaring yang sudah kotor dengan jaring baru yang telah dibersihkan atau dicuci.pergantian ini dilakukan setiap 2 minggu sekali.pergantian ini bertujan agar sirkulasi air dan oksigen dalam jaring tetap lancar dan menjaga resiko ikan terkena penyakit.pergantian jaring yang dilakukan 2 minggu sekali karena perairan di teluk Hurun sudah mulai mengandung bahan organik,sehingga banyak terdapat Bio Fouling (organisme penempel) yang menyebabkan jaring cepat kotor.
GAMBAR


D.    SAMPLING PERTUMBUHAN
Sampling dilakukan untuk mengukur panjang dan berat total ikan. hal ini dilakukan agar dapat menprediksi jumlah pakan yang diberikan dan pencatatan kematian ikan (Puja dkk,2001)
Hasil sampling pertama pada bulan oktober 2011 diperoleh berat rata-rata pada jaring A 800 gram dan pada jaring B diperoleh berat rata-rata 1.220 gram,Sedangkan hasil sampling ke dua pada bulan oktober 2011
waktu
Jaring A
Jaring B
gr
Sampling ke 1
800
1.220
gr
Sampling ke 2


gr

E.     RATIO KONVERSI PAKAN (FCR)
Konversi bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara pakan yang diberikan dan jumlah daging yang dihasilkan.untuk mengetahui konversi pakan dapat menggunakan rumus :
 Konversi pakan  =    jumlah pakan
                                               Penambahan bobot
Hasil FCR yang diperoleh dari pembesaran ikan kerapu bebek samapai mencapai umur 11 bulan yaitu pada jaring A  adalah…..pada jaring B adalah……


F.      TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP (SR)
Perhitungan tingkat kelangsungan hidup dilakukan dengan menggunakan rumus :
SR= Nt  x 100%
        No
Keterangan :
§  SR = Kelangsungan hidup (%)
§  Nt =  Jumlah ikan pada akhir pemelihaan (ekor)
§  No =  Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Tingkat kelangsungan hidup (SR) pada budidaya kerapu bebek (Cromileptes Altivelis)
KJA
∑ ikan awal
∑ ikan akhir
SR (%)
A
500


B
500


Pembesaran ikan kerapu bebek samapi dengan usia 11 bulan pemeliharaan
G.    PENYAKIT DAN PENANGGULANGANYA
Secara umum penyakit yang sering ditemukan pada ikan kerapu bebek yang dibudidaya di KJA Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit.sejauh ini Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung telah melakukan tindakan antisipasi agar ikan yang dibudidaya tidak terkena serangan penyakit,salah satunya dengan mencampuri Vitamin dan Oxitetraciclyn pada pakan yang diberikan.
Berikut ini adalah penyakit yang ditemukan dan cara penangananya :
1)      Monogenia
Monogenia merupakan parasit sejenis kutu dari golongan crustacea,ukuranya dapat mencapai 2-3 mm (Akbar dan Sudaryanto,2001) menyerang mata,sirip dan kulit ikan.Ciri-ciri ikn yang terserang monogenia antara lain nafsu makan berkurang,dan gerak renang lambat.
Pengobatan terhadap ikan yang terinfeksi dengn melakukan peremdaman H2O2 dengan dosis 70-150 ppm selama 30 menit.peremdaman dengan menggunakan Oxitetraciclyn tidak dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung karena antibiotik diberikan melalui pakan sebanyak 3 gram/kg pakan yang diberikan.selain itu peremdaman dengan H2O2  ini dilakukan setiap 2 minggu sekali hal ini merupakan langkah pencegahan terhadap parasit monogenia.
2)      Haliotrema SP
Haliotrema sp.merupakan sejenis cacing (trematoda) yang menyerang pada kulit dan insang dan dinamakan sebagai cacing insang .pengobatan ikan yang diserang cacing insang dilakukan dengan cara meremdam ikan dengan H2O2 dengan dosis 70-150 ppm selama 30 menit.setalah peremdaman dengan H2O2 kondisi ikan terlihat lemah dan nafsu makan menurun,oleh sebab itu ikan dipuasakan dan diberi makan keesokan harinya.
GAMBAR


     I.Panen Dan Pengakutan
Pembesaran ikan kerapu bebek di KJA untuk mencapai ukuran konsumsi lama pemeliharaanya adalah 12-18 bulan,lama pemeliharaan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,kondisi lingkungan yang buruk akan memperlambat laju pertumbuhan ikan.pemanenan dilakukan sesuai dengan permintaan pembeli dengan ukuran bervariasi yaitu ukuran super (500-600 gr),babby super (400-500 gr),dan ukuran babby (< 400 gr).biasanya pembeli atau penampung yang ingin mendapatkan kerapu ukuran super datang langsung ke lokasi budidaya dan untuk pengangkuatan ditanggung oleh pembeli itu sendiri.namum cara ini dapat menyebabkan kerugian pada petani yang menjual ikannya karena gelombang air laut menpengaruhi kestabilan timbangan yang digunakan





                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar